Pertajam Teknik, PR Londa Jelang ke Rio
MARIA Londa harus pertajam teknik. Pelompat jauh itu toreh 6,34 meter di Kejuaraan Atletik Singapura Terbuka 2016. Padahal Agustus 2016 Londa harus tampil di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro.
Jalani try out pertama pasca cedera, kiprah Londa memang menurun. Lompatannya menurun ketimbang saat ia raih medali emas di Asian Games VII-2014 Incheon, yakni 6,60 m. Catatan di Singapura Terbuka itu pun menurun jauh dari catatannya di SEA Games XXVIII-2015 Singapura.
Nomor lompat jauh putri di Singapura di juarai Bui Thi Thu Thao (Vietnam) dengan catatan 6,45 m. Medali perak di bawa pulang Marestella Torres (Filipina) yang melompat 6,47 meter. Londa dengan lompatan sejauh 6,34 m kebagian perunggu.
Di multievent olahraga kawasan Asia Tengga itu, Londa toreh 6,7 m. Prestasi itu sekaligus hasilkan tiket Olimpiade 2016. Tapi, itu harus dibayar mahal. Atlet Bali itu cedera dan hampir 1 tahun absen buat pemulihan. Tercatat ia tak ambil bagian di Kejuaraan Dunia Atletik 2015 di Beijing, China.
Jelang Olimpiade di Rio, brasil, pada 5-21 Agustus 2016, Londa pun harus bekerja keras buat mengembalikan kejauhan lompatannya. “Seusai tampil di Singapore Terbuka, faktor utama yang harus diperbaiki Londa adalah pertajam lompatan. Itu terkait teknik," tutur I Ketut Pageh, pelatih Londa.
Pageh optimistis Londa bisa perbaiki teknik lompatannya, bahkan lebih baik dari sebelumnya dalam waktu 1 bulan. Bagi atlet elite sekelas Londa, perbaikan teknik bisa dilakukan dalam 1 bulan sehingga tak mengganggu persiapan jelang tampil Rio dan sumbang prestasi buat Merah Putih.
Ada faktor yang disebut Pageh sebagai hal positif, itu lantaran semangat Londa yang tetap tinggi. Sebagai atlet, ia menjaga mental juara. Meski cedera dan harus istirahat panjang dari beberapa event, juga meski jarak lompatannya anjlok, secara mental Londa tak terjangkit traumatik.
Meski toerehan Londa menurun jauh, Pageh mengaku tak kecewa. Sebaliknya
Pageh puas dengan kiprah Londa di Singapura. Pasalnya, ia kembali berlatih 1 bulan dan hasil lompatan itu terbilang signifikan. Terlebih Londa perbaiki lompatannya, setelah di kesempatan pertama Londa cuma mencatat 5,78 m.
Diungkap Pageh, dokter menyebut Londa pulih sejak bulan lalu. Meski begitu, Londa tak langsung berlatih penuh sesuai program. Itu swbabnya Pageh tak memberi target apa pun buat Londa. "Kami hanya ingin tahu sejauh mana perkembangan kondisi Londa," tegas Pageh.
Di Singapore Terbuka, Indonesia koleksi 9 emas, 6 perak, dan 4 perunggu. Hasil ini terbilang melebihi ekspetasi karena di event ini, Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) tak mematok target apa pun bagi pasukannya.
Rapor Indonesia di Kejuaraan Atletik Singapura Terbuka 2016
Medali Emas (9):
Rini Budiarti: Lari 5000 m putri (17:53,09 detik)
Jelita Nara Idea: Lompat galah putri (3,75 m)
Iswandi: Lari 100 m putra (10,40 detik)
Nadia Anggraini: Lompat tinggi putri (1,79 m)
Abd Hafis: Lempar lembing putra (69,52 m)
Dedeh Erawati: Lari gawang 100 m putri (13,65 detik)
Agus Prayogo Lari 10000m putra 31:04,16 detik
Iswandi, Ahmad Fadlin, Boby Yaspi, Yudi D Nugroho: Lari 4 x100 m estafet putra (39,28 detik)
Nursodi, Umar Hamdan, Rio Maholtra, Umar Karwanto: 4 x 400 m estafet putra (3:16,09 detik)
Medali Perak (6)
Atjong Tio Purwan: Lari 5000 m putra (15:05,39 detik)
Adrian: Lari 400 m halang rintang putra (52,33 detik)
Irnayati: 20.000 m jalan cepat putri (2:02,54 detik)
Krisna Wahyu P: Tolak peluru putra (16,65 m)
Rio Maholtra Lari gawang 110 putra 14,23 detik
Nursodiq: Lari 10.000 m putra (32:03,95 detik)
Medali Perungg (3):
Yaspy Boby: Lari 100 m putra (10,52 detik)
Maria Natalia Londa: Lompat jauh putri (6,34 m)
Setyo Utumo: Lompat tinggi putra 7,99 m
Sulastri: Lari 400 m putri (56,59 detik)