"Ini Akhir yang Memilukan..."
Valentino Rossi (Movistar Yamaha)
GERAM, kecewa, dan pilu bercampur aduk dalam diri Valentino Rossi. Itu efek dari konspirasi Marc Marquez yang bantu Jorge Lorenzo buat buyarkan potensi The Doctor jadi juara dunia MotoGP 2015.
Perjuangan Rossi di MotoGP 2015 berakhir antiklimaks. Meski tampil konsisten sepanjang musim, ternyata tetap belum cukup buat bantu Rossi amankan gelar juara dunia yang sebetulnya sudah begitu dekat dengannya. Akhirnya, kali ke-2 beruntun ia harus puas akhiri perjuangan dengan status runner up.
Kisah Rossi di MotoGP 2015 memang penuh drama. Bisa dibilang, ini adalah musim terbaik Rossi sejak juarai MotoGP 2009. Sejak itu, ia sempat menghilang dari gemerlap persaingan para pembalap yang jauh lebih muda darinya.
Peruntungan Rossi kembali berubah setelah ia putuskan tinggalkan Ducati dan balik ke Yamaha di musim 2013. Meski harus hadapi sejumlah problem, ia tetap mampu rebut posisi 4 klasemen pembalap MotoGP 2013. Semangatnya hadapi MotoGP 2014 pun menggelegak.
Status runner up direngkuh The Doctor dengan modal 13 kali podium dan 2 kemenangan. Itu membuat Rossi makin percaya diri buat pancang target juara dunia pada MotoGP 2015. Impian itu bakal terwujud kalau saja tak ada gangguan dari Marquez di 3 seri terakhir.
Konsistensi dan kerja keras Rossi sepanjang musim akhirnya berujung nestapa. Bantuan Marquez muluskan laju Jorge Lorenzo di seri akhir MotoGP Valencia sehingga sukses rampas gelar juara dunia MotoGP 2015 dari genggaman Rossi. Di Valencia, perjuangan hebat Rossi dari urutan buncit dan finis di urutan 4 jadi berkah buat Lorenzo. Ia rebut podium puncak di Sirkuit Ricardo Tormo, Minggu (8/11).
Pikiran dan perasaan Rossi spontan bercampur aduk. Pembalap berusia 36 itu gagal jadi juara dunia buat ke-10 kalinya di sepanjang karier. Tentu, yang lebih bikin ia kecewa adalah kegagalan itu terjadi akibat tindakan tak fair Marquez. Apa dan bagaimana ungkapan Rossi, berikut petikan wawancara dengannya yang disarikan dari berbagai sumber:
Bagaimana perasaan Anda setelah kalah di seri pamungkas dan gagal jadi juara dunia MotoGP 2015?
Ini adalah akhir perjuangan yang memilukan bagi saya dan banyak orang. Saya dan banyak orang tak inginkan itu balapan musim yang berjalan begitu hebat dinodai sikap tidak fair. Terjadi persaingan sengit, terutama antara saya dan Lorenzo. Sayang, persaingan itu direcoki pihak lain yang tak menginginkan saya jadi juara dunia.
Apakah MotoGP 2015 bisa disebut sebagai musim paling dramatis dalam karier balap Anda?
Saya sempat berpikir kejuaraan kali ini punya potensi jadi salah 1 yang terbaik dalam sejarah MotoGP. Itu karena saya dan Lorenzo terlibat persaingan hebat. Ironisnya, 3 balapan terakhir mengubah segalanya. Sesuatu yang tak diharapkan pun terjadi.
Anda tetap menganggap Marquez berikan bantuan khusus kepada Lorenzo?
Begitulah. Secara mencolok, Marquez lindungi Lorenzo dan membantunya memenangi kejuaraan. Masalah dimulai di Australia dan terus memburuk. Kami datang ke Malaysia dan saya dianggap menyentuh Marquez hingga ia terjatuh. Sejak itu, saya sadar kejuaraan boleh dibilang sudah selesai. Itu karena saya yakin Marquez bakal lindungi Lorenzo di seri terakhir yang sangat menentukan.
Buat saya, apa yang terjadi di MotoGP Valencia 2015 sangat memalukan. Lihat dan simpulkan saja kejadian di lap terakhir. Itu tak pernah terjadi sebelumnya. Saya memang harus siap mental buat kehilangan gelar. Bukan cuma karena Lorenzo begitu cepat, tapi juga akibat ketidakadilan terhadap saya.
Marquez selalu bantah tudingan Anda. Pada balapan MotoGP Valencia 2015 pun ia menolak disebut sebagai pengawal Lorenzo. Apa komentar Anda?
Jika Anda melihat kampanye Marquez di 2 musim terakhir, Anda tahu ia selalu menyalip di lap-lap akhir jelang finis. Pertanyaannya, mengapa Marquez tak lakukan itu di MotoGP Valencia 2015, padahal kesempatan datang bertubi-tubi?
Situasi kian memalukan karena Pedrosa sukses pangkas jarak 2 detik di lap terakhir. Itu bukti kalau Lorenzo dan Marquez bersepakat buat saling mengamankan. Jelas, Marquez memang ingin bantu Lorenzo. Sikap Repsol Honda juga bikin saya heran. Mereka seperti merencanakan skenario itu.
Pandangan Anda soal Lorenzo yang pupuskan harapan Anda buat jadi juara dunia MotoGP 2015?
Lorenzo adalah pembalap istimewa. Saya pikir ia tak nyaman jadi juara dunia dengan cara seperti itu. Saya sedih dan malu lihat Marquez jadi bodyguard Lorenzo. Boleh jadi semua itu dilakukan karena mereka sama-sama asal Spanyol. Jika itu betul, berarti mereka berkonspirasi buat hancurkan perjuangan keras saya.