Ayah Motivator, Kaka Inspirator
Fandi Eko Utomo (Foto: Sportiplus)
YUSUF Ekodono, sang ayah, adalah pelecut motivasi Fandi Eko Utomo dalam kehidupan dan membangun karier di lapangan hijau. Tapi, urusan gaya dan karakter main, ia terinspirasi Ricardo Kaka.
Fandi patut berbangga karena ayahnya termasuk legenda sepakbola Indonesia. Ia adalah Yusuf Ekodono, salah 1 punggawa timnas Indonesia di SEA Games XVI-1991. Timnas Indonesia saat itu disebut skuad terbaik dari yang pernah ada dalam sejarah sepakbola nasional.
Bukan asal sebut, tentu. Sukses mereka rampas emas sepakbola SEA Games XVI-1991 jadi dasar. Apalagi, emas itu jadi barang langka sekaligus mahal buat Indonesia. Maklum, pencapaian itu belum bisa diulang hingga kini.
Di bawah asuhan pelatih kepala Anatoly F Polosin, asisten pelatih Vladimir Urin, dan pelatih kiper Danurwindo, timnas Indonesia tampil dengan daya juang tinggi. Kala itu, gaya melatih Polosin ikuti sepakbola Eropa Timur yang andalkan kekuatan fisik.
Emas SEA Games XVI-1991 digondol skuad Garuda setelah taklukkan Thailand di final lewat drama adu penalti. Sebelumnya, duel ke-2 tim berakhir 0-0 hingga extra time. Yusuf jadi salah 1 eksekutor Indonesia yang sukses jalani tugasnya dengan baik.
"Ayah sering kali cerita soal sukses timnas juarai SEA Games. Sampai sekarang, prestasi itu belum terpecahkan. Setelah saya masuk timnas, ayah selalu kasih motivasi agar saya bisa samai prestasinya," ungkap Fandi.
Fandi sempat punya kesempatan samai prestasi sang ayah di SEA Games XXVII-2013. Itu karena Fandi dkk bawa timnas U-23 Indonesia ke final. Setelah jadi runner up Grup B yang dihuni Thailand, Myanmar, Timor Leste, dan Kamboja, skuad Garuda Muda depak Malaysia buat melesak ke final.
Situasi sama seperti ayahnya 22 tahun silam pun dihadapi Fandi. Pemain kelahiran 2 Maret 1991 ini tampil sebagai starter saat timnas U-23 Indonesia besutan Rahmad 'RD' Darmawan duel kontra Thailand di final. Sayang, Fandi gagal lajukan Garuda Muda sampai ke podium juara. Perjuangan Fandi dkk dibungkam gol Sarawut Masuk.
"Kecewa, itu pasti. Apalagi, saya pun jadi gagal samai prestasi ayah. Tapi, saya tak boleh larut. Masa depan saya masih panjang. Kini, saya fokus di klub," tutur Fandi, salah 1 pilar andalan Persebaya Surabaya.
Itu adalah penggalan cerita perjalanan karier putra dan ayah dengan seragam Merah Putih. Meski gagal samai prestasi sang ayah, Fandi tetap dipuji karena tampil mengesankan. Itu berkat kerja keras Fandi menimba ilmu di akademi Persela Lamongan.
Fandi memulai langkahnya di sepakbola bersama SSB Bina Yunior pada 1999. Masuk ke tingkat SMP, Fandi main buat tim Fajar, salah 1 klub anggota internal Persebaya. Di usia 17, Fandi gabung ke Diklat Ragunan sebelum dipanggil Jawa Timur buat tampil di PON XVIII-2012 Riau.
Selepas PON, Fandi hengkang ke Persela. Ia diplot di Persela U-21. Penampilannya bersama Persela di Indonesia Super League (ISL) U-21 2011 mengagumkan. Tak cuma jadi top skorer dengan 8 gol, ia juga bawa Persela tampil sebagai juara.
"Sejak kecil, saya memang minati sepakbola. Ayah sering ajak saya saat ia latihan. Saat ayah tampil bersama timnas, saya juga sering menontonnya. Saya ingat ayah berikan sepatu sepakbola pertama saat saya berusia 9. Sepatu itu dibeli dari luar negeri," papar Fandi.
Fandi sempat terlihat tak sabar karena tak kunjung masuk skuad utama Persela. Ia pun sempat tinggalkan Persela dan gabung ke Surabaya Muda. Ternyata, keputusan itu malah membuat kinerjanya menurun. Karier tak berkembang, Fandi putuskan balik ke Persela.
Keputusan itu bawa berkah buat Fandi. Lelaki yang dikenal pemalu dan suka menyendiri ini tampil mengesankan. Dari 17 laga ISL 2012/2013, Fandi lesakkan 4 gol. Saat di SEA Games XXVII-2013, penampilannya juga stabil. Tak heran jika klub sekaliber Persebaya merekrutnya buat tampil di ISL 2014.
Di sisi lain, meski sangat idolakan sang ayah, Fandi mengaku gaya mainnya tak mirip Yusuf. Ia menyebut pemain yang jadi inspirasinya saat tentukan gaya bermain adalah Kaka, bintang Milan yang sempat berkostum Real Madrid.
"Bicara gaya main, saya lebih mirip Kaka. Bukan karena saya punya kualitas sehebat Kaka, tapi lebih karena kami punya posisi sama. Sama-sama second striker," pungkas Fandi di sela persiapan menuju ISL 2015 bersama skuad Bajul Ijo.
Fandi & Data Diri
Nama lengkap: Fandi Eko Utomo
Kelahiran: Surabaya, 2 Maret 1991
Tinggi: 170 cm
Posisi: Penyerang
Berat: 60
Ukuran sepatu: 40
Warna favorit: Merah
Minuman favorit: Susu Milo
Makanan favorit: Nasi pecel
Parfum: Buvgari
Hobi: Main game
Atlet idola: Valentino Rossi
Cita-cita kecil: Arsitek
Orangtua: Yusuf Ekodono (ayah) & Leres Wastiti (ibu)
Saudara kandung: Wahyu Subo Seto, Novaldo Troy Wijaya Putra (adik)
Pacar: Ditha Ardelina
Sahabat: Rendi Hartanto
Fandi & Karier
2006: PSBI yunior
2007: Persebaya yunior
2007: Porprov Surabaya
2008: Popda Surabaya
2008: Popwil Jawa Timur
2009: Persekap Pasuruan yunior
2010: Surabaya Muda
2011: Persela U-21
2012: PON Jawa Timur
2013: Persela Lamongan
2014: Persebaya Surabaya
2015: Persebaya Surabaya
Timnas
2012: Indonesia U-22
2012-2014: Indonesia U-23