Cinta Sepakbola, Brisbane Dukung QPFA
Bersama Brisbane Roar, sepakbola di atas kursi roda listrik diasah.
MAYORITAS publik Brisbane, Australia, cinta sepakbola. Mereka dukung keberadaan klub Brisbane Roar. Kemitraan dengan Asosiasi Sepakbola Kursi Roda Listrik Queensland (QPFA) pun dijalin.
Olahraga di Australia tak cuma futsal, tenis, kriket, bola voli atau pun sepakbola konvensional dan sepakbola pantai. Sepakbola kursi roda listrik (Powerchair Football) kini juga jadi salah 1 olahraga yang terus dikembangkan di Negeri Kangguru. Itu adalah sepakbola khusus bagi penyandang cacat fisik.
Sepakbola kursi roda listrik dimainkan di lapangan basket dan libatkan 4 pemain, termasuk kiper, dengan bola berukuran lebih besar dari sepakbola konvensional. Bola berdiameter 33 cm dan digulirkan dalam permainan 20 menit per babak.
Sepakbola kursi roda listrik sudah merambah ke berbagai negara di dunia. Kali pertama dimainkan di Prancis pada 1970-an. Dengan cepat, sepakbola kursi roda listrik menyebar di Eropa hingga Kanada, Amerika Serikat, dan beberapa negara di Asia.
Sudah pula terbentuk organisasi sepakbola kursi roda listrik. Jika di sepakbola konvensional adalah FIFA, sepakbola kursi roda listrik berpayung di bawah FIPFA dan bermarkas di Prancis. Di Australia, sepakbola kursi roda listri pertama kali dimainkan pada 2010.
Sepakbola kursi roda listrik berkembang pesat di Australia. Timnas Australia tempati urutan 7 di Piala Dunia edisi terakhir. Kini, Australia bertekad tembus semifinal Piala Dunia 2016. Meyakini potensi itu, Brisbane pun jalin kemitraan dengan QPFA.
"Kami sudah lihat QPFA beraksi. Apa yang bisa dilakukan para pemain sepakbola kursi roda listrik menginspirasi kami. Apalagi, beberapa dari mereka dipercaya wakili Australia di tingkat internasional. Itu jelas prestasi luar biasa," tutur Andy Pinches, Community Manager Brisbane.
Pinches menyebut sepakbola adalah olahraga buat semua orang. Salah 1 bentuk dedikasi Brisbane bagi sepakbola adalah bangun Pauls Roar Active Program and Possibility Programme. Itu program khusus buat para atlet penyandang cacat di seluruh Queensland.
Tristram Peters, salah 1 pemain sepakbola kursi roda listrik, akui dukungan dan kemitraan itu bernilai positif. Ia yakin kemitraan dengan Brisbane bakal dongkrak semangat para penyandang cacat. "Kemitraan ini membuat sepakbola kursi roda listrik lebih cepat dikenal. Anak-anak muda penyandang cacat juga lebih percaya diri dan terpacu buat terlibat dalam olahraga tim," papar Peters.
Peters sendiri didiagnosa mengidap gangguan neurologis genetic sejak masih bayi. Itu adalah salah 1 penyakit yang pengaruhi neuron motoric di sumsum tulang belakang. Saat berusia 4, aktivitasnya bergantung pada kursi roda listrik.
Peters mengenal sepakbola kursi roda listrik di sebuah kamp anak-anak muda pengidap distrofi otot. Beberapa tahun kemudian, ia terjun dalam sebuah kompetisi. Selain geluti sepakbola, ia juga sandang gelar Master of Arts di Universitas Queensland dan bekerja sebagai Duta Montrose Access.