Dari Desa, Emas Incheon Digali
Maria Natalia Londa
MARIA Natalia Londa lahir di desa yang dikelilingi sawah dan bebatuan. Ia tumbuh dengan kekuatan alami. Itu modal paten saat ia geluti atletik. Medali emas lompat jauh putri di Incheon jadi bukti.
Kontingen Indonesia berburu 9 emas di Asian Games XVII-2014 Incheon, Korea Selatan. Nama Maria tak masuk daftar target emas. Faktanya, Senin (29/9), justru Maria yang bikin koleksi emas skuad Merah Putih bertambah jadi 3. Dua emas sebelumnya mengalir dari bulutangkis.
Hebatnya, emas persembahan Maria digali di cabor atletik. Atlet berpostur 163 cm dan berat 57 kg ini juarai nomor lompat jauh putri Asian Games XVII-2014. Dengan lompatan sejauh 6,55 m, ia naik podium puncak di Incheon Asiad Main Stadium. Ia akhiri 16 tahun paceklik emas atletik Indonesia di Asian Games. Sebelum gebrakan Maria, atletik Indonesia terakhir kali raih emas di Asian Games XIII-1998 Bangkok hasil perjuangan Supriati Sutono di nomor lari 5.000 m.
Maria sempat bikin jantung ofisial Indonesia berdetak lebih kencang. Di 2 lompatan tertatih, bahkan ada didiskualifikasi, ia melenting jauh di kesempatan terakhir. Saat mendarat, ia catat lompatan terjauh (6,55 m). Itu jadi lompatan emas bersejarah bagi Maria dan atletik Indonesia.
Maria memang hobi melompat-lompat. Itu tak lepas dari lingkungan di desa tempat kelahirannya di Denpasar Barat. Ia lahir dan lalui masa remaja di lingkungan yang dikelilingi sawah dan bebatuan besar. Setiap pergi sekolah dan pulang ke rumah, ia harus lompati batu-batu itu. Akhirnya, aktivitas melompat-lompat jadi kebiasaan yang begitu ia gandrungi.
Saat duduk di kelas 6 SD, Maria ikuti mata pelajaran olahraga melompat. Ia mulai teralih. Apalagi, sejak pelatih I Ketut Pageh temukan bakat alami hebat dalam diri Maria. Dalam besutan Pageh, ia terus asah diri.
Cocok, Maria bahkan sikapi Pageh lebih dari sekadar pelatih. Ia anggap Pageh seperti ayahnya. Pageh pun tak segan bicara keras jika Maria lakukan kesalahan. "Tiap kali hendak lomba, salah 1 persiapan adalah jaga makanan. Bukan sekadar jumlah, tapi jenisnya. Saya antara lain harus hindari sambal," kata Maria.
Pantangan itu bukan perkara sepele bagi Maria. Maklum, ia penikmat menu pedas. Ia doyan santap sabu-dabu, ikan roa dan sejenisnya. Toh, ia patuhi pesan dan larangan Pageh. Dalam perkembangannya, semua itu jadi tantangan bagi Maria di tengah kesibukan berlatih, kuliah, dan pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Bali. Tak heran jika ia pilih banyak tidur saat dapat waktu agak longgar.
Gilang gemilang di Incheon, Maria tak lantas besar kepala. Ia sadar sukses kariernya tak berdiri sendiri. Di dalamnya ada peran pelatih, peran orangtua dan keluarga, peran induk organisasi, dan peran publik sebagai pendukung. Ia berterima kasih kepada semua.
Maria juga tak lupa bagaimana Kamilus Kasi, ayahnya yang asal Maumere, Flores, dengan tekun dan sabar mengantarnya latihan. Sang ayah pula yang bikinkan lemari penyimpan medali-medali Maria. Sayang, sang ayah berpulang 3 tahun silam. Itu alasan ia anggap Pageh sebagai ayahnya.
Kepada Pageh, Maria juga bisa curhat. "Saya tak sungkan cerita soal pacar saya. Ia tahu segalanya tentang saya. Di rumahnya, saya sudah seperti di rumah sendir. Begitu pula sebaliknyai," tutur Maria.
Maria kini tulang punggung keluarga. Dua adiknya masih kuliah. Ibunya, Anastasia Ni Gusti Agung Ayu Komang Ariningsih, tak bisa jalankan usaha interior yang dibangun sang ayah. Semua itu bukan beban bagi Maria.
Maria hadapi dan atasi semua dengan sikap positif. Sama seperti saat digojlok Pageh dan tarung di arena, ia anggap semua adalah tantangan yang harus dilalui dengan kesungguhan dan ketekunan. Bahkan, terlahir dengan kaki kanan lebih pendek dari kaki kiri pun bukan halangan baginya. "Tuhan menyediakan yang terbaik buat umat-Nya. Saya yakini itu. Terpenting adalah saya selalu belajar dan berusaha jadi lebih baik," pungkas Maria.
Maria & Data Diri
Nama lengkap: Maria Natalia Londa
Kelahiran: Denpasar, 29 Oktober 1990
Tinggi/berat: 163 cm/57 kg
Orangtua: I Gusti Agung Ayu Komang Anastasia Ariiningsih (ayah) & Kamilus Kasi (ibu)
Urutan dalam keluarga: Sulung dari 3 bersaudara
Penghargaan: Achievement Award 2014 KONI Pusat
Pendidikan: Institut Keguruan & Ilmu Pendidikan PGRI Bali
Profesi: Atlet, guru olahraga, pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Bali
Pelatih: I Ketut Pageh
Maria & Hobi
Keseharian: Tidur
Liburan: Jalan-jalan & kuliner
Makanan: Ikan roa, dabu-dabu, buah, rujak
Pakaian: Kasual, gaun feminim
Sepatu: Kets
Maria & Catatan Terbaik
Outdoor
Lompat jauh: 6,55 m China Taipei Open (25 Mei 2012)
Lompat jangkit: 14,17 m SEA GAmes XVII Myanmar (17 Desember 2013)
Indoor:
Lompat Jauh: 6,18 m di Hangzhou (15 Februari 2014)
Lompat jangkit: 13,04 m di Hanoi (1 November 2009)
Maria & Pretasi Terbaik
SEA Games XXVI-2011 Jakarta-Palembang: 2 perak (lompat jauh & lompat jangkit)
SEA Games XXVII-2013 Myanmar: 2 emas (lompat jauh & lompat jangkit)
Asian Games XVII-2014 Incheon: Emas lompat jauh