Dana Cekak: Erick Heran, Kemenpora Gagap
Ketua KOI Erick Thohir tak sangka perjuangan kontingen Olimpiade Indonesia cuma ditopang Rp 11 miliar.
MAUNYA prestasi tinggi di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, kontingen Indonesia cuma dibekali Rp 11,5 miliar. Ketua KOI Erick Thohir heran, Raja Sapta Oktohari merajuk, Kemenpora malah bingung.
Seperti bidang-bidang lain, olahraga Indonesia pun begitu memprihatinkan. Jangankan bicara lompatan prestasi lewat program pembinaan yang mumpuni, buat sekadar berderap konsisten pun berulang kali tampak gagap. Riak terkini mencuat di tengah persiapan kontingen menuju Olimpiade 2016.
Buruknya komunikasi dan koordinasi di antara stake holder olahraga Indonesia kembali jadi penyebab. Kali ini menyangkut besaran dana penopang perjuangan para atlet di Rio de Janeiro. Seusai Rapat Anggota Tahunan (RAT) KOI, Senin (29/2) di Jakarta, Erick berniat temui Menpora Imam Nahrawi dan Okto.
"Saya tak tahu alasan anggaran kontingen dikurangi hingga tinggal Rp 11,5 miliar. Bagaimana mau bicara peningkatkan prestasi di level Olimpiade jika anggaran saja jauh dari cukup? Jujur, saya jadi heran dengan situasi ini," tutur Erick, Chief de Mission Kontingen Indonesia di Olimpiade 2012 London.
Erick menyatakan pemerintah seharusnya menambahkan jumlah anggaran kontingen, bukan malah mengurangi. Dengan dana cekak, ia sebut bakal sulit penuhi target raih minimal 2 medali emas di Rio de Janeiro. Buat biayai perjalanan jauh ke Brasil saja butuh dana lebih besar ketimbang kontingen tampil 4 tahun lalu di London.
KOI, lanjut Erick, bakal minta dana tambahan dari pemerintah sekaligus bersiap galang sponsor. Erick berharap Kemenpora kembali duduk bareng dengan Okto selaku Chief de Mission Kontingen Indonesia dan KOI. Dana cekak itu dianggap Erick bisa munculkan problem baru di tengah konsentrasi para atlet.
Indonesia siapkan 30 atlet buat terjun di 9 cabang olahraga di Olimpiade 2016. Dari jumlah itu, Maria Natalia Londa (atletik di nomor lompat jauh), Ika Yuliana Rochmawati dan Riau Ega Agatha Salabila (panahan), dan 12 lifter (7 putra, 5 putri) sudah pegang tiket. Bulutangkis kirim pemain karena masih berjuang di sejumlah tur tersisa.
Okto tak kalah berang begitu tahu dana kontingen dipangkas. Ia tak bersedia tutupi kekurangannya. Bahkan, ia berpikir mundur dari jabatannya. "Kalau kurang sedikit, mungkin masih layak saya tutupi. Kalau kekurangannya keterlaluan, lebih baik saya mundur," tandas Okto yang juga Ketua Umum PB ISSI dan CEO Mahkota Promotion.
Djoko Pekik Irianto, Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, spontan bereaksi. Ia bingung Okto berucap seperti itu. Pasalnya, Kemenpora belum putuskan jumlah anggaran buat kontingen Indonesia. "Kami justru tunggu ajuan resmi sesuai kebutuhan riil kontingen. Ajuan itu belum kami terima," tutur Djoko.
Soal merebaknya kabar anggaran kontingen dipangkas jadi tinggal Rp 11,5 miliar, Djoko mengaku tak tahu dari mana sumbernya. Konon, angka itu hanya buat pos transportasi, akomodasi, dan konsumsi kontingen Indonesia di Rio de Janeiro. Okto menganggapnya angka buat keseluruhan.
Pemerintah sejak awal anggarkan Rp 45 miliar buat 3 multievent yang diikuti Indonesia sepanjang 2016. Ke-3 multievent itu adalah Olimpiade, Paralimpiade, dan Asian Beach Games. Olimpiade beroleh porsi terbesar. Djoko pun pastikan kemenpora bakal berupaya penuhi jika memang anggaran kurang.
Indonesia & Kebutuhan Anggaran Olimpiade 2016 Rio de Janeiro
Pengajuan: Rp 51 miliar
Jumlah cabang olahraga: 9
Cabang olahraga: Atletik, angkat besi, bulutangkis, panahan, judo, taekwondo, kano, layar, renang
Jumlah atlet: 30 orang
Atlet yang sudah beroleh tiket: Maria Natalia Londa (lompat jauh/atletik), Ika Yuliana Rochmawati, Riau Ega Agatha Salsabila (recurve/panahan), 12 lifter (7 putra, 5 putri)
#Bulutangkis diproyeksikan kirim 1 tunggal putra dan 5 pasangan (2 ganda putra, 1 ganda putri, 2 ganda campuran).