Kelewat Gendut, Cabor PON Dihitung Ulang
Ahmad Heryawan (Gubernur Jabar, tengah) dan Tono Suratman (Ketua Umum KONI Pusat) bicara PON XIX-2016.
PON XIX-2016 Jawa Barat bakal pentaskan 45 cabang olahraga (cabor). Jumlah itu dianggap kelewat gendut, apalagi banyak cabor non-Olimpik. Kemenpora siap kaji ulang, termasuk batasan atlet.
Saatnya pergelaran PON dijadikan pijakan prestasi menuju prestasi multievent internasional. Karenanya, orientasi jenis dan jumlah cabor yang dilombakan harus diupayakan selaras dengan jenis dan jumlah cabor Olimpik. Dalam konteks itu pula jenis dan jumlah cabor PON XIX-2016 hendak dikaji ulang.
Itu diungkap Djoko Pekik Irianto, Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora. Ia menyebut PON yang diputar pertama kali pada 1948 di Surakarta adalah salah 1 jenjang kompetisi nasional dan ajang pencarian atlet potensial yang kelak diterjunkan ke multievent internasional.
Djoko menyatakan cabor di PON XIX-2016 perlu ditinjau kembali agar tak terlalu banyak dan tak berorientasi ke Olimpik. Ada kemungkinan cukup gelar 28 cabor berpatokan pada Olimpiade atau 36 cabor seperti di Asian Games. "Cabor yang tak tertampung di PON sebaiknya disalurkan ke event lain," kata Djoko.
Strategi seperti itu sesungguhnya sudah dilakoni di cabor bola voli pantai yang diselarasakan dengan Asian Beach Games. Ada juga cabor yang diarahkan ke Asian Indoor and Martial Arts Games (AIMAG). Di tengah rapat anggota tahunan KONI Pusat di Jakarta, Senin (7/3), Djoko pun singgung soal atlet.
Kemenpora wacanakan pembatasan jenjang dan usia atlet yang berlaga di PON. Dengan begitu, atlet elite nasional tak lagi dibolehkan tarung di PON. Djoko bilang, "PON adalah bahan Pekan Olahraga Daerah (Porda), bukan wadah buat atlet elit nasional. Pembatasan diberlakukan di cabor yang punya tahapan usia emas berbeda."
Kajian itu juga bakal mengarah ke perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 17/2007 tentang penyelenggaraan PON. Tuan rumah PON kelak juga dimungkinkan dihelat di 2 provinsi. Itu agar tak memberatkan teknis penyelenggaraan PON. Djoko targetkan kajian tuntas sebelum 2020.
Rencana Kemenpora langsung ditanggapi KONI Pusat. Ketua Umum Tono Suratman menandaskan pihaknya malah perlu mengkaji niatan Kemenpora, khususnya terkait atlet elite nasional. Di sejumlah negara, termasuk China, atlet elite nasional tetap boleh tampil di multievent nasional agar muncul kebanggaan bagi daerah yang diusung.
PON XIX-2016 Jawa Barat & Cabang Olahraga (kuota atlet)
1. Aerosport/dirgantara: Aeromodeling (50 atlet), gantole (45), paralayang (54), terbang layang (60), terjun payung (90)
2. Akuatik: Renang (120), renang indah (42), loncat indah (36), polo air (156), renang perairan terbuka (48)
3. Anggar (210)
4. Angkat besi/berat/binaraga: Angkat besi (75), angkat berat (75), binaraga (40)
5. Atletik (335)
6. Balap sepeda (175)
7. Sofbol/bisbol: Sofbol (210), bisbol (126)
8. Berkuda (164)
9. Balap motor (84)
10. Biliar (144)
11. Bola basket (312)
12. Bola voli: Indoor (240), pantai (64)
13. Boling (78)
14. Bridge (108)
15. Bulutangkis (174)
16. Catur (126)
17. Kriket (196)
18. Dayung (560)
19. Dance sport (180)
20. Drumband (154)
21. Golf (75)
22. Gulat (170)
23. Hoki (420)
24. Judo (165)
25. Karate (202)
26. Kempo (171)
27. Layar (138)
28. Menembak (180)
29. Panahan (162)
30 Panjat tebing (130)
31. Pencak silat (243)
32. Selam (140)
33. Senam (120)
34. Sepakbola (220)
35. Futsal (132)
36. Sepak takraw (272)
37. Sepatu roda (110)
38. Ski air (82)
39. Squash (77)
40. Taekwondo (176)
41. Tarung derajat (133)
42. Tenis (88)
43. Tenis meja (112-tentatif)
44. Tinju (176)
45. Wushu (161)
Total: 8.586 Atlet
5 PON Terakhir & Cabang Olahraga-Atlet
PON XIV-1996 Jakarta: 35 cabor-4.915 atlet
PON XV-2000 Surabaya: 42-6.500 atlet
PON XVI-2004 Palembang: 41-5.660 atlet
PON XVII-2008 Samarinda: 43-7.946 atlet
PON XVIII-2012 Riau: 43-11.276 atlet