Jokowi Bereaksi, Faktor La Nyalla Bicara
Kebekuan Menpora Imam Nahrawi dan La Nyalla Mattalitti tak juga mencair hingga FIFA terbitkan sanksi.
KESAN Menpora Imam Nahrawi bekukan PSSI dan berujung sanksi FIFA berkait erat dengan keberadaan La Nyalla Mattalitti tak bisa ditepis. Presiden RI Joko 'Jokowi' Widodo minta itu dikaji ulang.
Lagi, Agum Gumelar tunjukkan peran positif dan komitmen kuatnya di tengah kisruh sepakbola nasional. Saat PSSI dan kompetisi regular 3 tahun dilanda dualisme, Agum bersama Rita Subowo dan Menpora Roy Suryo menuntaskannya pada 2013. Kini, ketika PSSI dan kompetisi regular diberangus kekuasaan, Agum beraksi lagi.
Dipercaya jadi Ketua Tim Ad-Hoc Reformasi PSSI guna jembatani konflik Imam selaku Menpora Kabinet Kerja pimpinan Jokowi dengan pengurus PSSI hasil Kongres Luar Biasa (KLB) April 2015, Agum pun tak henti berproses. Pertemuan dan pembicaraan terbatas dengan Imam berlanjut ke Istana Negara. Jokowi akhirnya bereaksi.
Terima kedatangan Agum dan Agum, lalu berembuk bareng Wapres RI Jusuf 'JK' Kalla, Jokowi mulai memahami kecamuk yang ditimbulkan SK pembekuan terhadap PSSI dan sanksi FIFA bagi sepakbola Indonesia. Jokowi mulai merasakan pembekuan dan sanksi itu bukan cuma rugikan banyak pihak, melainkan juga jadi ancaman baru.
Timnas maupun kompetisi regular mati suri akibat pembekuan Menpora dan sanksi FIFA, sepakbola Indonesia terkucil. Jumlah pengangguran bertambah dan berbagai industri yang selama ini jadi penopang geliat sepakbola Indonesia ikut macet, event sebesar Asian Games XVIII-2018 di negeri ini pun bakal terusik gara-gara itu.
Sinyal positif merebak dari reaksi Jokowi. Kepada Menpora, Jokowi minta pembekuan terhadap PSSI dikaji ulang. Tujuannya jelas. SK pembekuan dicabut, lakukan klarifikasi ke FIFA, lalu tunggu badan tertinggi sepakbola dunia itu gugurkan sanksi. Kepada JK dan Agum, Jokowi minta mereka terus kawal proses ke arah sana.
Itu adalah titik yang kian terang di tengah kegelapan sepakbola Indonesia. Akhiri SK pembekuan dan sanksi FIFA adalah solusi konkret yang dinanti pegiat dan pecinta sejati sepakbola Indonesia. Beragam turnamen yang gencar digelar belakangan bukan tak perlu, tapi itu sebatas hiburan sesaat lantaran tak punya muara.
Permintaan kaji ulang SK pembekuan terhadap PSSI yang dicetuskan Jokowi juga bersitkan semangat baru. Semangat yang nyaris padam sejak dikebiri intervensi pemerintah pada 17 April 2015 dan berlanjut ke sanksi FIFA. Jokowi buka jalan buntu setelah desakan dari berbagai pihak, termasuk Komisi X DPR-RI, tak digubris.
JK, tokoh nasional yang sejak dulu peduli olahraga dan sempat pula kelola klub sepakbola, pun bersyukur Jokowi akhirnya keluarkan perintah. Jika tempo hari pernyataannya selalu dimentahkan, kali ini JK percaya Menpora bakal patuhi perintah Jokowi. Dan, ia berharap PSSI sebagai organisasi legal bersejarah hidup lagi.
Cuma, dalam proses kaji ulang SK pembekuan Menpora, faktor sensitif tak mustahil mencuat. Khususnya ketika KLB PSSI buat rumuskan kepengurusan baru hendak dijalani sesuai arah perintah Jokowi sebagaimana ditangkap Menpora. Seperti kesan yang timbul sejak awal kisruh, KLB PSSI itu juga berkait erat dengan La Nyalla.
Kesan itu tak bisa ditepis. Kuat dugaan Menpora tak berkenan PSSI dimpimpin La Nyalla kendati mayoritas voters memilih dan FIFA merestuinya. Itu sebabnya, SK pembekuan terhadap PSSI diterbitkan tak sampai sehari setelah La Nyalla ditetapkan sebagai Ketua Umum PSSI di KLB April 2015. Jika KLB ulang hendak dilaksanakan, kaitan dengan faktor La Nyalla tentu juga tak bisa dicueki. Itu, bahkan, tak mustahil jadi riak tersendiri.
Semua itu sudah disampaikan Agum apa adanya kepada Jokowi. "Saya jelaskan kepada Pak Jokowi kalau tim Ad-Hoc Reformasi PSSI tak keberatan dengan keinginan pemerintah gelar ulang KLB PSSI. Terpenting prosesnya harus sesuai statuta FIFA dan 2/3 voters PSSI minta La Nyalla Mundur," papar Agum di Jakarta, Kamis (25/2).
Agum juga menyatakan kabar Jokowi minta Menpora kaji pencabutan SK pembekuan PSSI didengar FIFA. Menurut Agum, FIFA minta bukti tertulis pencabutan SK pembekuan PSSI dari pemerintah jika proses itu sudah dijalani. Soal itu, Menpora mengaku paham apa yang harus ia lakukan. Ia jamin langkah tepat segera diayunkannya.
PSSI & Hasil KLB April 2015
Ketua Umum: La Nyalla Mattalitti
Sekretaris Jenderal: Azwan Karim
Dibekukan Menpora: 18 April 2015
Opsi Presiden RI: Kaji ulang SK pembekuan dari Menpora
Tujuan: Pulihkan PSSI dan sepakbola nasional
Cara: Gelar KLB ulang
Pelaksana: Tim Ad-Hoc Reformasi dan voters PSSI
Ketua: Agum Gumelar
Dasar hukum: Statuta FIFA