Persib & Persipura, Wakil di AFC 2016

Joko 'Jodri' Driyono, CEO PT Liga Indonesia
QATAR National Bank (QNB) League 2015 memang diputuskan berakhir tanpa paripurna. Tapi, Persib Bandung dan Persipura Jayapura dipastikan kembali wakili Indonesia di AFC Cup 2016.
Miris jika melihat dampak negatif akibat manuver dan intervensi yang dilakukan Menpora Imam Nahrawi kepada sepakbola Indonesia. Tak kehabisan akal buat rusak sepakbola Indonesia, PSSI pun respon tindakan Menpora dengan keputusan tegas.
Lewat rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI pimpinan La Nyalla Mattalitti yang dihelat pada Sabtu (2/5), PSSI pun putuskan akhiri semua kompetisi musim 2015. Keputusan itu berlaku buat QNB League dan Divisi Utama (DU).
Meski begitu, bukan berarti PSSI lupakan nasib Indonesia di kancah Asia. Persib dan Persipura yang berstatus juara dan runner up Indonesia Super League (ISL) 2014 dipastikan bakal kembali wakili Indonesia di AFC Cup 2016.
"Terkait pendaftaran klub di kompetisi Asia jadi urusan internal federasi. PSSI yang punya kewenangan penuh ambil opsi daftarkan Persib dan Persipura. PSSI pilih ke-2 tim dengan hasil kompetisi sebelumnya di mana mereka sandang predikat juara dan runner up," ucap Joko 'Jodri' Driyono, CEO PT Liga Indonesia.
Saat ini, Persib dan Persipura masih berjibaku di AFC Cup 2015. Mereka sudah pastikan diri maju ke 16 besar meski masih sisakan 1 laga di fase grup. Tapi, mereka masih terancam didiskualifikasi jika FIFA jatuhkan sanksi buat Indonesia terkait intervensi berlebihan pemerintah lewat Menpora, tim 9, dan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI).
Manuver Menpora & 7 Poin Pementah
1. PSSI dan sepakbola Indonesia adalah bagian dari sepakbola dunia yang dipayungi FIFA. Ada regulasi dan statuta yang harus dihormati bersama. Upaya perbaikan tak bisa abaikan rambu-rambu yang berlaku.
2. Prestasi timnas Indonesia memang belum sesuai harapan. Tapi, itu bukan alasan buat obok-obok PSSI yang saat ini sudah on the track. Kompetisi dan timnas mulai ditata lebih baik hingga ke penjejangannya meski pengurus PSSI yang sekarang belum genap 2 tahun bekerja setelah tercabik kisruh dan dualisme 2011-2013. Bahkan, PSSI saat ini mandiri, mampu bukukan surplus dana, dan tak lagi bergantung APBN.
3. Sebaiknya Menpora tak menciptakan jalur baru yang tidak beralasan dan membuat situasi jadi tumpang tindih, bahkan langgar rambu-rambu yang berlaku global. Pembekuan PSSI jelas tak relevan, bahkan kontra produktif bagi gerak pembangunan berbasis kreativitas rakyat yang diusung Kabinet Kerja pimpin Presiden Jokowi.
4. Sesuai nama jabatannya, Menpora (Menteri Pemuda dan Olahraga) dan bukan Menpola (Menteri Pemuda dan Sepakbola), Imam dan staf ahli Kemenpora harus berpikir dan bertindak strategis terkait olahraga nasional secara keseluruhan. Perhatikan pencapaian semua cabor Indonesia yang terus merosot di SEA Games, Asian Games, Olimpiade,
Asian Beach Games, dan single event lain. Pikirkan pula solusi atas dualisme KOI-KONI Pusat dan keberadaan Satlak Prima yang tidak efektif dan boros.
5. Menpora sebaiknya fokus berjuang yakinkan Kabinet Kerja pimpinan Presiden Jokowi buat posisikan olahraga sebagai bidang prioritas negara. Bidang lain macam pendidikan, perekonomian, maritim, dan lainnya memang penting, tapi saatnya olahraga yang bersifat multidimensi dijadikan prioritas. Olahraga itu hebat, keren, sehat, konstruktif, mempersatukan, serap tenaga kerja, dan angkat derajat bangsa jika didukung political will yang jelas dari pengelola negara.
6. Urus PSSI, kompetisi, timnas, dan banyak faktor penting lain terkait sepakbola di negeri ini tak ubahnya urus miniaturnya Indonesia. Butuh energi, dana, etos, program kerja, dan komitmen besar. Ada sejumlah kendala, termasuk soal perizinan dan infrastktur. Di sisi ini, Menpora mestinya bantu dapatkan solusi konkret.
7. Keputusan bekukan PSSI sama sekali bukan solusi bijak dan cerdas. Memperbaiki sesuatu tak harus dengan cara menghancurkan. Pembekuan PSSI adalah penghancuran. Begitu banyak yang dipertaruhkan, termasuk hajat hidup para pesepakbola, pelatih, wasit, ofisial klub sampai tukang rumput stadion, usaha apparel, dan lainnya. Yang dibutuhkan adalah perbaikan konkret dengan tetap hormati mekanisme dan rambu-rambu.