Ditohok 8 Tahun, Blatter & Platini Rontok

Michel Platini (kiri) dan Sepp Blatter terkena palu godam Komite Etik FIFA berupa sanksi 8 tahun.
SEPP Blatter dan Michel Platini memang lolos dari tuduhan suap dan korupsi Komite Etik FIFA. Meski begitu, keduanya tetap terkena petaka berat. Mereka dilarang aktif di sepakbola hingga 8 tahun.
Dua sosok sentral di belantara sepakbola dunia tersandung kasus. Mereka adalah Blatter dan Platini. Keduanya kini berstatus presiden nonaktif FIFA dan presiden nonaktif UEFA. Banding mereka ditolak. Komite Etik FIFA berlakukan sanksi skorsing. Delapan tahun mereka tak boleh aktif di lingkup sepakbola dunia.
Blatter terseret dalam kasus korupsi di FIFA sejak April 2015. Itu berawal saat belasan 14 petinggi FIFA ditangkap FBI akibat kasus korupsi setelah pengadilan di AS buka kasus pemerasan, penipuan, dan pencucian uang puluhan juta dolar sepanjang 24 tahun.
Hasil investigasi mengarah ke Blatter. Situasi itu membuat Blatter mundur dari posisi Presiden FIFA pada 2 Mei 2015. Padahal, ia baru saja terpilih lagi. Persisnya pada 29 Mei 2015. Sejak itu, ia langsung jadi sasaran investigasi Komite Etik FIFA.
Pada 21 Desember 2015, Komite Etik FIFA jatuhi sanksi 8 tahun skorsing terhadap Blatter. Ia dianggap langgar Kode Etik FIFA berkaitan dengan konflik kepentingan pribadi, pelanggaran loyalitas, dan pemberian hadiah. Platini pun masuk lingkaran itu.
Dalam sidang Komite Etik FIFA, hakim Hans-Joachim Eckert menyatakan Platini terima bayaran dari FIFA senilai US$ 2 juta pada 2011. Pembayaran itu ditandatangani Blatter. Fakta itu tak bisa dibantah. Keduanya terbukti menyalahgunakan wewenang dan jabatan.
Blatter dan Platini memang coba menyangkal. Mereka mengatakan pembayaran itu dilakukan sekadar hormati kesepakatan terkait pekerjaan yang dilakukan bersama pada 1998 dan 2002. Saat itu, Platini adalah penasihat teknis Presiden FIFA.
"Blatter memimpin sebuah organisasi yang korup selama bertahun-tahun. Pihak berwenang Swiss dan pemerintah AS mengetahuinya. Ia layak dihukum. Platini jelas berbeda. Ia pimpin sebuah organisasi yang jauh dari isu korupsi," papar David Bernstein, eks Presiden FA. Toh, pembelaan itu tak pengaruhi keputusan Komite Etik FIFA.
Terjeratnya Platini dalam kasus korupsi FIFA terbilang mengejutkan. Banyak pihak meyakini ia bersih. Itu pula yang membuatnya dipercaya jadi Presiden UEFA hingga 3 periode, termasuk periode 2015-2019. Ia terpilih secara aklamasi karena tak ada calon lain.
Sepanjang duduk di kursi Presiden UEFA, Platini luncurkan sejumlah kebijakan mengesankan. Financial Fair Play (FFP) adalah salah satunya. Di tangannya, UEFA tumbuh jauh lebih modern dibandingkan di era Lennart Johansson.
Di balik derap progresifnya, Platini tetap jaga nilai-nilai tradisional dalam sepakbola. Contohnya, ia lebih memilih gunakan wasit di belakang gawang pada pergelaran Euro ketimbang terapkan teknologi garis gawang seperti di Piala Dunia yang digalang FIFA.
Platini juga sempat santer disebut sebagai calon kuat pengganti Blatter buat isi jabatan Presiden FIFA. Sayang, situasi itu berubah 180 derajat. Ia ikut tersandung kasus korupsi FIFA yang libatkan Blatter.
Platini & Data Diri
Nama lengkap: Michel Francois Platini
Kebangsaan: Prancis
Kelahiran: Joeuf, Prancis, 21 Juni 1955
Pasangan: Christelle Platini
Orangtua: Anna Platini, Aldo Platini
Jabatan: Presiden UEFA sejak 2007
Blatter & Data Diri
Nama: Joseph Sepp Blatter
Kelahiran: Swiss, 10 Maret 1936
Kebangsaan: Swiss
Istri: Graziella Blanca
Tempat tinggal: Zurich, Swiss
Lulusan: University of Laussane
Jabatan: Presiden FIFA