"Sepakbola Harus Bebas Politik"
TAK cuma omongan. La Nyalla Mattalitti pun buktikan dengan sikap bahwa urusan sepakbola jangan dicampuri politik.
TAK cuma omongan. La Nyalla Mattalitti pun buktikan dengan sikap bahwa urusan sepakbola jangan dicampuri politik.
Kampanye jauhkan kepentingan politik dari kegiatan sepakbola Indonesia bukan barang baru. Sudah lama publik maupun pelaku sepakbola nasional gaungkan hal itu. Tapi, baru ada yang berani tak sekadar bicara.
Mereka adalah Wakil Ketua Umum PSSI sekaligus Ketua Badan Tim Nasional (BTN) La Nyalla dan anggota Exco PSSI Roberto Rouw. Keduanya ajukan cuti dari tugas dan posisi mereka di tubuh PSSI lantaran jadi tim sukses pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa yang mencalonkan diri sebagai calon Presiden dan Wakil Presiden di Pemilu Presiden 9 Juli 2014.
Langkah hebat yang patut ditiru itu diambil pada Senin (26/5). Sekjen PSSI Joko 'Jodri' Driyono pun lempar pujian buat keduanya.
Menurut Jodri, selama masa cuti, posisi keduanya tidak bakal dihuni personel lain. Tugas La Nyalla sebagai Ketua BTN sementara diambil alih Wakil Ketua BTN Harbiansyah Hanafiah. Dan, tanggung jawab Roberto sebagai anggota Exco PSSI dialihkan ke Kesekjenan PSSI.
Di luar soal siapa pengganti mereka selama sibuk berpolitik, www.sportiplus.com coba merangkum alasan dan pernyataan La Nyalla terkait keputusannya itu. Berikut petikannya:
Apa yang membuat Anda memutuskan masuk tim sukses Prabowo-Hatta?
Salah satunya, karena salah 1 dari 6 program yang diusung Prabowo-Hatta adalah memajukan, membina, dan meningkatkan prestasi olahraga, termasuk sepakbola Indonesia. Bahkan, Prabowo berani tanda tangan sebagai bukti komitmennya majukan sepakbola Indonesia. Jika tidak dipenuhi, Prabowo mengaku siap dituntut.
Ada niat buat mengajak publik sepakbola Indonesia mendukung Prabowo-Hatta?
Saya tidak segan mengajak publik maupun pelaku sepakbola Indonesia buat mendukung Prabowo-Hatta. Tapi, harus diingat, kalau mau beri dukungan lepas atribut sepakbola. Sepakbola tidak boleh dibawa atau dipakai sebagai alat kepentingan politik.
Seperti yang Anda dan Roberto lakukan maksudnya?
Ya, kami berharap langkah dan sikap kami bisa jadi contoh. Sepakbola harus diproteksi dari kegiatan dan kepentingan politik praktis. Buat saya pribadi, justru sebaliknya. Bukan politik yang saya bawa ke sepakbola. Tapi, saya bawa jiwa sepakbola, yakni fairplay, respect, dan unity dalam berpolitik.
Bisa Anda jelaskan lebih jelas di mana letak perbedaannya?
Intinya, jangan sampai sepakbola yang mendukung kepentingan politik praktis. Tapi, politik praktis harus mendukung kepentingan sepakbola. Sudah saatnya politik memperjuangkan sepakbola dan olahraga sebagai bagian dari pembangunan jati diri bangsa.