Tarung Bebas yang Tetap Manusiawi

(Foto: Sportiplus)
OLAHRAGA tarung bebas merasuk, publik bak kerasukan. F2Champions tak keblinger. Tetap manusiawi dan aman.
OLAHRAGA tarung bebas merasuk, publik bak kerasukan. F2Champions tak keblinger. Tetap manusiawi dan aman.
Demi akomodasi kerinduan publik soal tarung bebas yang akrab disebut mixed martial art (MMA), F2C pun bikin wadah berstatus profesional. F2C pun sudah terdaftar di Badan Pembina Olahrapa Profesional Indonesia (Bapopi).
"Saya bersyukur Indonesia juga punya wadah MMA macam F2C. Dari sini diharapkan Indonesia munculkan altet buat bersaing di mancanegara. Yang unik, F2C rangkul semua cabor beladiri," ungkap Ketua Bapopi Haryo Yuniarto.
Itu diungkap Haryo terkait gawean pertama F2C pada 15 Februari-15 Mei 2014. Pada April dihentikan sejenak lantaran Indonesia gelar pemilu. Lebih seru lagi, F2C pertemukan atlet tinju, karate, silat, taekwondo, wushu, jet kundo, dan beberapa lainnya.
F2C pergelarkan banyak nomor dan kelas. F2C diharapkan juga jadi wadah bagi atlet yang tak bisa lagi tingkatkan prestasi, tapi ingin tetap nikmati atmosfer pertarungan.
Ajang yang digelar F2C berslogan Fight to be a Champion dengan usung tema The Journey Begins. F2C terdiri atas 4 seri. Pelembang jadi tuan rumah Seri I. Seri berikutnya di Jakarta, Surabaya, dan Bali. Grand final kembali ke Jakarta.
Atlet bebas gunakan seragam sesuai cabor yang digelutinya. Di grand final, panpel siapkan seragam tersendiri. Di perhelatan pertama, kostum di grand final bercorak batik demi lestarian warisan budaya Indonesia.
"Kami memang aliran tarung bebas, tapi kami sangat beda. Tidak vulgar dan dilindungi asuransi. Kami lebih manusiawi dan tetap aman," papar Ketua dan CEO F2C Andy E Budiman.
F2C bertujuan antara lain tumbuhkan semangat sportivitas dan persahabatan antarpraktisi beladiri. Juga jadi tolok ukur prestasi beladiri di Indonesia. Dasar terbentuknya F2C memang beranjak dari keinginan wujudkan pembinaan dan pengembangan beladiri di negeri ini.
F2C memang mengingatkan pertunjukkan yang kerap ditayangkan di stasiun teve macam smack down dan martial art yang terkesan vulgar. Tak heran jika pemerintah lewat Badan Penyiaran Nasional larang tayangan itu.
F2C berbeda dengan itu. Memang, arenanya berbentuk kandang (cage) dan kontestan tarung sambil berdiri. Tapi, F2C punya persyaratan yang utamakan keamanan (safety). Banyak faktor lain yang diapungkan panpel F2C.
Meski pertarugan bebas dengan posisi berdiri (standing fighting) di arena berpagar (kandang), juri F2C akan hentikan laga jika salah 1 kontestan jatuh. "Kesannya memang aneh. Manusia kok dikandangi. Tapi, itu sekadar gaya. F2C lebih kedepankan unsur hiburan," tandas Andy.
Andy berharap publik tak khawatir selepas jadi atlet. Mereka tetap bisa berprestasi meski dalam bentuk berbeda. F2C berhadiah total Rp 85 juta dan hingga kini pendaftaran masih dibuka. Peserta harus berusia 22-40.
"Akhirnya kami punya wadah. Selama ini saya bertarung di luar negeri dan serasa tanpa identitas. Saya yakin tarung bebas di F2C lebih terkendali, manusiawi, dan aman," tukas Vincent 'Jack Hammer' Majeed, mantan pejudo nasional.
Fight to be A Champions 2014 & Data
Kontak panitia: +6221-2931-9888
email: [email protected]
Website: f2champions
Tema: The Journey Begins
Usia peserta: 22-40
Biaya pendaftaran: Rp 1 juta
Kelas yang dipertandingkan: Light (55,01-62 kg), wetler (62,01-70 kg), midle (70,01-79 kg), light heavy (79,01-88 kg), heavy (88,01-100 kg)
Cabor beladiri: karate, taewondo, tinju, pencak silat, wushu, capoeira, wing chung, muaithay
Jadwal Keseluruhan:
Seri I Palembang: 15 Februari 2014 di Ranau Jakabaring
Seri II Jakarta: 22 Februari 2014 di GOR Popki Cibubur, Jakarta Timur
Seri III Surabaya: 2 Maret 2014 di Airlangga Convention Center
Seri IV Bali: 15 Maret 2014 di GOR Lila Buana, Denpasar
Grand Final Jakarta: 15 Mei 2014 di Britama Arena Sports Mall, Kelapa Gading
Distribusi Hadiah:
Juara: Rp 50 juta
Runner up: Rp 20 juta
Urutant 3-4: Masing-masing Rp 7,5 juta
#4 terbaik beroleh medali dan sertifikat, peserta lain hanya sertikfikat