Tradisi Ngobor

FOTO iftfishing.com (Foto: Sportiplus)
MANCING ngobor adalah tradisi kaum nelayan di Kepulauan Seribu. Caranya mudah. Cukup berbekal lampu petromak, tombak, dan tentu saja perahu.
MANCING ngobor adalah tradisi kaum nelayan di Kepulauan Seribu. Caranya mudah. Cukup berbekal lampu petromak, tombak, dan tentu saja perahu.
Disebut ngobor karena kegiatan menangkap ikan itu dilakoni pada malam hari dan ketika air laut sedang surut (kering).
Trik menangkap ikan pada malam hari yang sudah jadi tradisi masyarakat Kepulauan Seribu terbukti cukup ampuh. Mereka memang percaya di malam hari Ikan biasanya tertidur dan bersembunyi di karang.
Kesempatan itu yang mereka manfaatkan untuk menangkap ikan dengan cara menombak. Alat itu dikemas khusus sehingga ikan yang mereka tangkap tidak bisa melepaskan diri ketika sudah tertombak.
Menangkap ikan dengan cara ngobor ini biasanya dilakukan lebih dari 1 orang. Mereka berkelompok dan setiap kelompok terdiri atas 3 orang dengan 1 orang di antaranya bertugas memegang petromak sebagai alat penerang, tombak, dan wadah penampung ikan.
Hasilnya cukup menjanjikan. Jenis tangkapan pun beragam, mulai dari Ikan baronang, kerapu, kepiting sampai gurita. Biasaya mereka bisa membawa pulang 5-10 kg tiap kali ngobor.
Mereka berangkat pada pukul 24.00 dan pulang pagi hari, ketika ikan sudah sulit mereka tangkap.
Sayang, tradisi menangkap ikan dengan cara ngobor ini mulai ditinggalkan. Sebagian masyarakat di Kepulauan Seribu mulai beralih ke cara modern dengan menggunakan perahu motor karena lebih cepat dan hasilnya pun bisa lebih banyak.