Fokus Total ke Rio, Eko Yuli Absen di Tashkent

Baru pulih dari cedera, Eko Yuli Irawan difokuskan langsung ke perburuan medali Olimpiade 2016 Rio de Janeiro.
ABSEN di Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2016 Tashkent, Uzbekistan, Eko Yuli Irawan fokus total menuju Olimpiade 2016 Rio de Janeiro. Tanpa Eko Yuli, 12 lifter Indonesia kejar medali di Tashkent.
Di cabang angkat besi, Indonesia sudah kantongi 7 tiket tampil di Olimpiade 2016. Jumlah itu terdiri atas 5 putra dan 2 putri. Eko Yuli termasuk di dalamnya. Baru pulih dari cedera, pelatih Dirja Wiharja pilihan simpan Eko Yuli, 27. "Lebih baik Eko Yuli langsung ke Rio," kata Dirja.
Di Rio, Eko Yuli turun di kelas 62 kg. Ia ditargetkan raih medali. Tanpa Eko Yuli, tim Indonesia bermuatan 7 lifter putra dan 5 lifter putri ke Tashkent. Mereka antara lain Triyatno (kelas 67 kg), peraih perak Olimpiade 2012 London.
Pelatnas angkat besi Indonesia kini memasuki fase latihan berat. Pekan depan, tim pelatih akan membuat program lebih fokus. Triyatno dkk harus mecapai angkatan terbaik. Mereka juga harus jaga kondisi. Saat ini, bobot tubuh mereka masih di atas rata-rata kelasnya.
Sebelumnya para atlet hanya berlatih ringan. Masa santai itu berlalu, sejak 1 April 2016, kini semua atlet angkat besi nasional punya program 1 kali beli hangus. “Beberapa bulan ini, kami memberikan porsi latihan ringan kepada para lifter,” imbuh Dirja.
Pada bagian lain pelatnas angkat besi terganggu renovasi kawasan Gelora Bung Karno (GBK) terkait Asian Games XVIII/2018. Satuan Tugas (Satgas) renovasi GBK sudah memerintahkan angkat besi mengosongkan fasilitas latihan mereka yang di Pintu Kuning Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
Kepala Bidang Angkat Besi Pengurus Besar Angkat Besi, Berat dan Binaraga Seluruh Indonesia (PB PABBSI) Alamsyah Wijaya mengaku kecewa dengan keputusan itu. Terlebih sebelumnya pihak pengelola GBK menjanjikan angkat besi tetap bisa menggunakan fasilitas latihan pintu kuning.
Jika lolasi latihan digusur, fasilitas pun terganggu. Kemungkinan para atlet pindah ke PP-ITKON dan belum tentu dilengkapi fasilitas latihan. Dengan latihan yang tak menentu seperti itu, sulit juga jaga konsentrasi dan kualitas pelatihan atlet. Padahal, angkat besi adalah cabor prioritas di Olimpiade 2016, bahkan wajib rebut medali.
Meski begitu, Alamsyah bilang atlet tetap latihan di Pintu Kuning Senayan sebelum dibuldozer. Ia berharap PB PABBSI bisa kembali gunakan Pintu Kuning Senayan serampung renovasi. Buat lengkapi fasilitas latihan di sana, PB PABBSI kucurkan Rp 1 miliar.
Angkat Besi Indonesia & Medali Olimpiade
Olimpiade 2000 Sydney (1 perak, 2 perunggu)
Raema Lisa Rumbewas: Perak kelas 48 kg putri
Sri Indriyani: Perunggu kelas 48 kg putri
Winarni Slamet: Perunggu kelas 53 kg putri
Olimpiade 2004 Athena (1 perak)
Raema Lisa Rumbewas: Perak kelas 53 kg putri
Olimpiade 2008 Beijing (2 perunggu)
Eko Yuli Irawan: Perunggu kelas 56 kg putra
Triyatno: Perunggu kelas 62 kg putra
Olimpiade 2012 London (1 perak, 1 perunggu)
Triyatno: Perunggu kelas 69 kg putra
Eko Yuli Irawan: Perunggu 62 kg putra
Eko Yuli & Prestasi Internasional
SEA Games:
Thailand 2007: Emas kelas -56 kg
Laos 2009: Emas kelas -62 kg
Palembang 2011: Emas kelas -62 kg
Myanmar 2013: Emas kelas -62 kg
Universiade:
Shezhen 2011: Emas kelas -62 kg
Asian Games
Guangzhou 2010: Perunggu kelas -62 kg
Incheon 2014: Perunggu kelas -62 kg
World Championships:
Chiangmai 2007: Perunggu kelas -56 kg
Goyang 2009: Perak kelas -62 kg
Paris 2011: Perunggu kelas -62 kg
Almaty 2014: Perak kelas -62 kg
Olimpiade:
Beijing 2008: Perunggu kelas -56 kg
London 2012: Perunggu kelas -62 kg